Kamis, 11 Oktober 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Menulis Surat Cinta

Kisah Jenaka Nazreddin - Menulis Surat Cinta


Ali adalah tetangga Nazreddin di kampung. Ketika masih kecil, Ali ada pemalas dan tidak mau belajar membaca juga menulis, ketika sudah dewasa, maka Ali menjadi seorang yang buta aksara. 

Suatu malam Ali ingin mengirim surat untuk isterinya yang tinggal ditempat yang jauh dari kampung mereka. Berita yang ingin disampaikan Ali itu sangat penting, sehingga Ali harus menulisnya malam itu juga, agar supaya bisa  dikirimkan pagi pagi ke-esokan harinya. 

Lalu Ali berangkat ke-rumah Nazreddin untuk minta tolong. 

Sudah hampir tengah malam ketika Ali tiba didepan rumah Nazreddin, sobatnya, lalu Ali mulai mengetuk pintu rumah Nazreddin. Saat itu Nazreddin sudah berbaring di-tempat tidur  bersiap-siap untuk tidur, namun pada akhirnya, Nazreddin terpaksa bangun juga dan membukakan pintu rumahnya bagi tamu yang datang tidak pada waktunya. 

" Ini sudah di-tengah malam, ada masalah apa kiranya ?" tanya Nazreddin dengan dongkol. 

" Saya benar-benar  memerlukan bantuan kamu, Nazreddin " jawab Ali 

Tanya Nazreddin kepada Ali " Kamu mau meminjam uang lagi dari saya ? Saat ini saya juga sedang tidak mempunyai uang, sobat !"   

" Bukan begitu Nazreddin, saya minta bantuan kamu untuk menuliskan surat untuk saya. Surat ini akan saya kirimkan kepada isteri saya. Ada sesuatu berita yang penting, yang harus saya sampaikan kepadanya dengan segera. Tolonglah kamu membantu saya menulis surat ini Nazreddin, sobatku" jawab Ali dengan memelas 

Pada awalnya Nazreddin menolak untuk membantu Ali menulis surat itu. 
Tetapi karena keteguhan Ali yang tetap memaksa Nazreddin menulis surat untuknya, akhirnya Nazreddin terpaksa menuruti permintaan Ali temannya ini. 

Tetap sebelumn mulai menulis surat itu, Nazreddin bertanya kepada Ali " Berapa jauh tempat tingggal isterimu saat ini ?" 

" Apakah ini ada hubungan dengan surat ini ? Bukankah jaraknya dekat atau jauh, surat  ini pasti akan sampai ke tujuannya juga bukan ?" jawab Ali dengan terheran -heran

" Oh ini berbeda Ali sobatku, Tulisan tangan saya ini sangat aneh untuk orang lain. Hanya saya dan isteri saya yang bisa membaca dan mengerti apa yang saya tulis. Maka itu, setelah surat ini selesai saya tulis, saya masih harus ke tempat tinggal isterimu untuk membacakan isi surat ini kepadanya . Jadi engkau harus juga memberi saya ongkos perjalanan menuju tempat tinggal isterimu itu" menjelaskan Nazreddin dengan kalemnya. 

Mendenar penjelasan Nazreddin, Ali tampak sangat kecewa dan juga marah. 
Akhirnya Ali terpaksa meninggalkan rumah Nazreddin tanpa berkata sepatah katapun. 

Nazreddin tersenyum-senyum melihat tingkah laku Ali ditengah malam itu...




Pesan Moral :

1. Bantulah orang yang membutuhkan pertolongan kita dengan tulus dan sukacita

2.  Membantu orang lain sama juga dengan membantu diri kita sendiri



Selasa, 18 September 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Tetap Kering di Saat Hujan Turun

Kisah Jenaka Nazreddin - Tetap Kering di Saat Hujan Turun

Suatu hari Nazreddin diajak temannya untuk berburu didalam hutan disekitar kampung mereka. 
Temannya mempunyai dua ekor kuda, kuda yag satu besar, kuat dan bisa lari dengan sangat cepat, dan kuda yang satu lagi adalah kecil dan lamban. 
Sedangkan Nazreddin tidak mempunyai se-ekor kudapun. 
Maka temannya itu meminjamkan Nazreddin kuda yang kecil dan lamban itu untuk pergi berburu bersama. 

Kuda itu benar-benar seekor kuda yang lamban. Ketika mereka berangkat menuju hutan berburu, temannya telah berjalan lebih cepat daripada Nazreddin sehingga ia tertinggal dibelakang. Demikian juga terjadi hal yang sama sewaktu mereka berangkat pulang kerumah setelah berburu. 

Pada waktu berjalan pulang, mereka berjalan dengan santai, tiba-tiba tampaklah awan tebal menggelantung dilangit, itu tandanya tidak lama lagi akan datang hujan yang lebat, sehingga temannya memacu kudanya dan pergi tergesa-gesa dan Nazreddin tertinggal lagi dibelakang. 

Menyadari bahwa kudanya tidak mungkin lari cepat, maka Nazreddin pergi berteduh dibawah pohon yang rindang. Ketika hari mulai hujan, maka Nazreddin melepaskan bajunya dan melipat dan membungkusnya  dengan hati-hati. 
Setelah hujan berhenti, maka Nazzreddin memakai lagi bajunya dan menunggang kuda kembali ke rumah temannya untuk makan siang bersama.
Maka temannya itu heran, mengapa Nazreddin yang menunggang seekor kuda yang lamban, namun bajunya tetap kering, sedangkan ia yang menunggang kuda yang bisa lari dengan cepat bajunya tetap saja basah sewaktu hujan turun tadi. 

Maka temannya itu bertanya " Bagaimana caranya engkau tetap kering sedangkan saya menjadi basah kuyup, meskipun kuda saya bisa lari jauh lebih cepat daripada kuda tunggangan anda ?" 
" Oh, itu karena kuda yang kamu pinjamkan kepada saya " jawab Nazreddin dengan kalemnya. 

Hari berikutnya temannya mengajak Nazreddin pergi berburu ke hutan lagi. 
Kali ini ia meminjamkan Nazreddin kudanya yang besar dan bisa lari dengan cepat yang dia tunggang kemarin hari. Sedangkan ia sendiri menunggang kuda yang kecil dan lamban tersebut. 

Ketika berjalan pulang ke rumah, mereka melihat awan tebal sudah menggelantung di langit, tanda hujan besar akan segera turun lagi.
Maka Nazreddin melarikan kudanya secepat-cepatnya sehingga temanya tertinggal dibelakang. 
Ketika hari mulai hujan, maka Nazreddin sudah tiba dirumah temannya itu. 

Ketika hujan berhenti, maka tibalah temannya dengan menunggang kuda yang kecil dan lamban itu. Bajunya basah kuyup, bahkan lebih basah lagi daripada hari kemarin, sementara baju Nazreddin tetap saja kering. 

"Itu gara-gara kamu !" kata kata temannya dengan kesal, "Karena kamu biarkan saya menunggang kuda yang lamban ini sehingga saya menjadi basah kuyup seperti ini. Dan karena kamu menunggang kuda yang bisa lari cepat, maka baju kamu tetap saja kering " 

"Mungkin saja kamu benar, temanku." jawab Nazreddin,  " Kemarin kamu menunggang kuda yang bisa lari cepat dan kamu tetap basah, sedangkan saya menunggang kuda yang lamban ini, dan baju saya tetap saja kering. Demikian juga hari ini, saya menunggang kuda yang bisa lari cepat ini, baju saya juga tetap kering" 

Lanjut Nazreddin " Suatu hal yang sangat penting, adalah kamu tidak berusaha melakukan apapun agar baju kamu tetap kering, namun hanya menggantungkan nasib kamu kepada binatang yang bodoh ini!" kata Nazreddin kepada temannya itu....  



Pesan Moral :

1. Jangan pernah menggantungkan hari depan kepada nasib
2. Nasib itu dibuat dan ditentukan oleh diri sendiri
3. Nasib akan berubah kalau kita bertekad mengubahnya



   

Senin, 10 September 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Semua Itu Untuk Kebaikan Manusia Jua !

Kisah Jenaka Nazreddin - Semua Itu Untuk Kebaikan Manusia Jua !


Nazreddin dan isterinya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka dari pasar. Mereka masing-masing menunggang seekor keledai. Sepanjang perjalanan dengan keledai yang berjalan lamban, mereka terlibat dalam diskusi kecil. 

Nazreddin berkata "Tahu tidak isteriku, bahwa dari waktu ke waktu, saya sangat kagum dengan semua ciptaan Nya yang ada di alam raya ini. Semua benda yang ada didunia ini diciptakan oleh Nya, hanyalah untuk kebaikan manusia saja "
"Bisa beri saya bukti atas ucapan-mu ini, suamiku ? " minta isteri Nazreddin.

"Cobalah kamu perhatikan keledai yang sedang kita tunggangi ini, ia diciptakan tanpa sayap. Ia diciptakan hanya untuk kebaikan manusia saja" jawab Nazreddin.

" Bagaimana mungkin engkau mengatakan bahwa keledai yang lamban ini diciptakan hanya untuk kebaikan manusia saja ? Jika saja keledai ini diciptakan dengan sepasang sayap, maka kita pasti sudah tiba dirumah dari tadi !" bantah isterinya dengan bersemangat.

" Cobalah lihat hal ini dari sisi yang lain, isteriku. Coba saja kamu bayangkan, seandainya keledai ini diciptakan bersayap, maka mereka akan bertengger diatas atap rumah kita, dan ketika mereka mengepakkan sayapnya, maka rusaklah semua atap rumah kita " jawab Nazreddin tidak mau kalah dengan isterinya.

Maka isterinya terdiam, karena merasa bahwa ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh suaminya.

Sambil melanjutkan perjalanan, mereka mulai merasa kepanasan dan timbul rasa dahaga. 
Lalu mereka beristirahat dibawah pohon cheri yang rindang.

Tidak jauh dari tempat mereka berteduh, Nazreddin melihat hamparan ladang yang penuh dengan buah semangka yang telah matang. Ia ingin memetik beberapa buah semangka untuk memenuhi rasa haus ia dan isterinya.

Tiba tiba saja Nazreddin teringat diskusinya dengan isterinya tentang semua benda citpaan Tuhan di alam raya.

Nazreddin merasa heran, bagaimana mungkin pohon yang tinggi dan rindang seperti pohon cheri ini berbuah cheri yang kecil, sedangkan tanaman yang tampaknya rapuh dan hanya merambat ditanah bisa berbuah sebesar semangka ini.

Tetapi Nazreddin tidak memberitahu isterinya tentang apa yang sedang ia pikirkan saat itu.

Ketika Nazreddin masih penasaran memikirkan pertanyaan itu, tiba-tiba jatuhlah sebuah cheri menimpa hidungnya. Nazreddin terkejut dan merasa sakit meskipun buah cheri yang jatuh menimpa hidungnya itu kecil saja.

             
" Saya tahu jawabnya ! " teriak Nazreddin tiba-tiba, mengejutkan isterinya yang sedang terkantuk-kantuk dibawah rindangnya pohon cheri, lalu lanjut Nazreddin bersemangat " Ini alasannya kenapa pohon cheri yang besar dan rindang hanya berbuah kecil. Bayangkan bila buahnya sebesar semangka, maka tadi batang leher saya akan patah olehnya. Benar, bahwa semua yang ada di alam raya ini diciptakan Nya hanya untuk kebaikan manusia saja !" kata Nazreddin dengan takjubnya .....

 

 

Pesan Moral : 

 

1. Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan tujuan Nya yang tidak perlu kita coba mengerti

2. Kehendak Nya bukan kehendak kita, rencana Nya juga bukan rencana kita

3. Selalu ber syukur dan berterima kasih atas semua pengalaman kita; pengalaman baik juga pengalaman yang buruk 

Kamis, 30 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Tamu Saat Malam

Kisah Jenaka Nazreddin-Tamu Saat Malam

Suatu hari, datanglah seorang yang penampilannya sangat saleh ke kota Akshehir, kota tempat tinggal Mullah Nazreddin yang lucu jenaka namun bijaksana. 

Orang saleh tersebut berusaha mencari rumah Mullah Nazreddin. Setelah mendapatkan keterangan dari penduduk kota, akhirnya ia berhasil menemukan rumah Nazreddin saat hari telah malam, dan sedang mengetok pintu rumah Nazreddin. 

"Siapakah itu ?" tanya Nazreddin, ia tidak membukakan pintu namun hanya melihat dari jendela saja.
"Siapa itu yang mengetok pintu rumah ku " tanya Nazreddin sekali lagi. 
"Ini aku" jawab sang tamu saleh itu
"Iya saya tahu, tapi siapakah nama tuan ?" tanya Nazreddin karena ingin mengetahui siapa tamunya yang datang saat hari telah malam begini. 
Tapi tamu saleh itu tidak juga menyebutkan namanya, hanya menjawab "Saya adalah tamu anda, Mullah Nazzreddin"

Nazreddin mulai menjadi dongkol dengan tingkah laku tamu bandel ini, namun ia tetap menjawab " Mohon tunggu sebentar"
Nazreddin mengenakan jubah dan sepatunya lalu keluar dari rumahnya menemui tamu tersebut.
Ia bertanya sekali lagi kepada tamunya itu "Siapakah gerangan anda ini ? Mengapa anda membangunkan saya dari tidur nyenyak saya ditengah malam ini ?"
"Saya adalah menantu Allah" jawab tamu saleh itu dengan senyuman bangga menghias bibirnya. 
Nazreddin dibuat terkejut dengan jawaban tamunya ini, kemudian Nazreddin bertanya "Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk tuan dimalam begini ?"
"Saya ingin bermalam disini" jawab tamu saleh itu. 
"Mari ikuti saya, tuan" kata Nazreddin kepada orang tersebut.

Nazreddin berjalan meninggalkan rumahnya, dan sambil terheran-heran, tamu saleh itu mengikuti Nazreddin dari belakang.
Ketika mereka tiba di mesjid kampung, Nazreddin berkata kepada tamu saleh itu "Saudaraku, silahkan masuk. Inilah rumah mertua anda" 


Pesan Moral :

1. Jangan suka memanfaatkan situasi dan kondisi untuk keuntungan pribadi 
2. Jangan suka memakai pengaruh orang lain untuk mengangkat derajat diri sendiri
3. Tanpa bersusah payah, orang lain akan menerima kita sebagaimana adanya kita

Rabu, 22 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Kantong Baju Yang Haus

Kisah Jenaka Nazreddin - Kantong Baju Yang Haus

Pada suatu sore, Nazreddin diundang untuk menghadiri pesta perkawainan di kampung tetangganya. Suatu pesta perkawinan yang besar dan meriah, hampir semua penduduk kampung telah diundang untuk ikut menghadiri pesta perkawaina tersebut. 
Para tetamu lelaki dipersilahkan duduk dan berkumpul di ruangan pesta sebelah kanan, sedangkan para tetamu wanita dipersilahkan berkumul dan duduk di ruangan pesta sebelah kiri.

Ketika Nazreddin tiba ditempat pesta dan dipersilahakan menuju ruangan pesta khusus untuk tetamu lelaki, disana telah berkumpul banyak tamu yang lain yang telah tiba terlebih dahulu.

Sesaat kemudian maka acara pesta dimulai. Semua tamu mulai bersantap dengan gembira. Salah seorang tamu mengambil makanan dan makan sebanyak mungkin. Bahkan setekah itu, dia juga mencoba mengambil makanan sebanyak mungkin yang ia simpan dalam kantong bajunya untuk dibawa pulang setelah pesta selesai. 

Nazreddin sejak awal telah menaruh perhatian kepada tamu yang rakus ini. Ketika tamu rakus ini bergerak mendekati meja tempat duduk Nazreddin, maka Nazreddin mengambil sebuah teko dan diam-diam Nazreddin menghampiri tamu rakus tersebut, kemudin secara diam-diam pula, Nazreddin menuangkan seluruh isi teko kedalam kantong baju tamu rakus yang telah penuh berisi makanan. 
Maka tertawalah seluruh tamu menyaksikan kerakusan orang tersebut dan tingkah laku Nazreddin. 

Dan saat itu juga, sang tamu rakus tersebut menyadari bahwa Nazreddn telah mempermainkan dirinya didepan tetamu yang lain. 
Maka tamu rakus tersebut berteriak dengan marahnya kepada Nazreddin, " Hei ! Apa yang telah anda perbuat ?  Mengapa anda menuangkan seluruh isi teko ini kedalam kantong baju saya ?"

"Maaf saudara, saya tidak bermaksud mempermainkan anda " jawab Nazreddin dengan kalemnya sambil meletakkan kembali teko diatas meja pesta.

" Hei, memang anda telah memperolok-olok saya, dan sekarang semua tetamu itu menertawakan saya" teriak tamu rakus itu dengan suara yang sangat keras.

"Tidak, saya tidak bermaksud mengolok-olok anda, saya hanya melihat begitu banyak makanan yang telah dimakan kantong baju anda, dan saya yakin kantong baju anda pasti sedang merasakan rasa haus yang amat sangat. Oleh karena itu, saya hanya membantu anda untuk memberinya minum yang secukupnya untuk menghilangkan rasa hausnya itu saja " jawab Nazreddin dengan senyum lebar yang tulus.


Pesan Moral : 

 

1. Tingkah laku serakah adalah tingkah laku orang pandir
2.  Jangan serakah dan mengabaikan hak orang lain
3. Hidup dari kecukupan Illahi, sisanya akan dicukupkan oleh Nya   

Jumat, 17 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Nazreddin dan Raja

Kisah Jenaka Nazreddin - Nazreddin dan Raja

Nazreddin sangat terkenal karena pintar dan bijaksana. Maka sang Raja mengundang Nazreddin untuk ikut serta berburu dengan sang Raja didalam hutan sekitar istananya. Untuk mencapai hutan yang tidak jauh dari istana sang Raja, mereka harus berjalan berputar sepanang garis pantai baru akan mencapai hutan yang dimaksud. 

Ketika mereka sedang beristirahat ditepi pantai, sang Raja mencuci tangan dan mukanya dengan air laut, dan mencicipi rasa asin air laut.  

Lalu sang Raja bertanya kepada Nazreddin "Nazreddin, bisakah engkau menjelaskan kepada saya, kenapa air laut rasanya asin?"
"Ya Yang Mulia. Ini adalah karena air laut tidak pernah bergerak, selalu tetap berada ditempatnya itu tidak mengalir kemana-mana. Dan sifat buruk manusia selalu ingin membuang sampah kedalam laut. Maka untuk menncegah agar air laut tidak menjadi busuk, nenek moyang kita yang terdahulu, telah menaburkan banyak garam kedalam air laut. Itulah sebabnya mengapa air laut sekarang rasanya asin,Yang Mulia" jawab Nazreddin dengan mantapnya..  

Sang raja merasa sangat puas dengan penjelasan ilmiah Nazreddin. Lalu rombongan sang Raja berangkat meneruskan perjalanan untuk berburu ke hutan. 

Kira-kira seratus  meter dari pinggiran hutan, sang Raja melihat reruntuhan sebuah rumah. Atapnya telah berserakan kemana-mana. Temboknya telah runtuh dan hampir rata dengan tanah. Di dinding yang runtuh itu bertengger seekor burung hantu yang sedang membangun sarangnya sambil berbunyi.  Gruuu ...gruuuu...gruuuuuuu...

Sang Raja bertanya "Nazreddin, apa yang dikatakan burung hantu itu kepada saya ?"
Nazreddin menjawab dengan sangat hati-hati "Burung hantu ini berkata, jika Yang Mulia tidak berhenti menyiksa rakyat dengan pajak yang tinggi mencekek leher, maka kerajaan Paduka Yang Mulia akan mengalami nasib yang sama dengan rumah ini, yaitu runtuh berantakan"   


Pesan Moral :

1.Tiada kuasa dan kekuatan yang kekal apalagi tidak dilengkapi dengan hati nurani baik
2. Nasehat tulus dan dilaksanakan akan menjadi fondasi pemerintahan yang baik 

Minggu, 12 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Di Sekolah

Kisah Jenaka Nazreddin - Di Sekolah

Ketika Nazreddin masih muda, dia bekerja sebagai guru bahasa disebuah sekolah dasar dekat rumahnya. 
Satu hari, Nazreddin sedang mengajar tentang puisi kepada murid-muridnya. Dia berdiri didepan kelas dan memberi contoh bagaimana caranya membaca puisi yang baik. 
Nazreddin mengutip sebuah puisi sebagai contoh :
" Oh Tuhan Allah ku, 
Setiap bagian jiwa dan ragaku penuh dengan kemuliaan Mu
Semua yang berada didepan mataku 
Adalah gambaran Mu belaka"
Tiba -tiba saja, muridnya yang terkenal nakal dikelas bertanya pada Nazreddin " Apa yang bapak pikirkan jika yang berada didepan bapak itu adalah orang bodoh ?"
Tanpa  memperdulikan gangguan itu, Nazreddin menyelesaikan puisinya dengan berkata " Yang ada didepan saya itu adalah orang bodoh seperti kamu". 
Maka semua murid mentertawakan murid nakal tersebut yang menjadi malu tersipu-sipu.
Kemudian Nazreddin menjelaskan puisi tersebut kepada murid-muridnya. Lalu dberinya murid-muridnya tugas mengarang puisi tentang pasukan yang menyerang negara lain. 
Murid nakal ini ingin membalas Nazreddin gurunya, dia bertanya sebuah pertanyaan yang cukup sulit. Tanyanya "Pencapaian mana yang terbesar menurut bapak, orang yang berhasil menaklukkan negara lain, atau seorang yang mampu melakukannya namun tidak melakukan hal tersebut atau orang yang berhasil mempertahankan negaranya dari serangan invasi orang lain?" 
Jawab Nazreddin " Dengan jujur saya tidak tahu jawabannya. Namun saya tahu pasti ada tugas yang lebih berat daripada pertanyaan anda".jawab Nazreddin sang guru.
"Apa tugas itu, pak ?" tanya murid tersebut penasaran. 
"Mengajar anda menjadi orang yang menaruh hormat kepada orang tua dan guru mu" jawab Nazreddin 

Pesan Moral :
1. Hormati Guru dan Orang Tua maka kita akan dihormati orang lain
2. Guru adalah pelita kita dalam kegelapan ilmu pengetahuan, Orang Tua adalah lambang Cinta Kasih Tuhan Allah mu
3. Jangan mempermalukan orang lain kalau tidak ingin diri sendiri dipermalukan

http://kisahjenakanazreddin.blogspot.com
www.selukbelukvaksin.com
http://websitekuyangpertamaku.blogspot.com/
http://manfaatbeepropolis.blogspot.com/

Senin, 06 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Guci Beranak

sites.google.com. This is the first coin depicting Nasreddin Hodja, commemorating 1996 UNESCO Seven hundredth anniversary of the death of the Turkish humorist Nasreddin Hoca (Although the inscription reads; 1996 - UNESCO Nasreddin Hodja - World laughter year).

 

Kisah Jenaka Nazreddin -  Guci Beranak


Suatu hari Nazreddin akan menyelenggarakan pesta dirumahnya. Dia meminjamsebuah guci dari tetangganya.
Satu minggu setelah pesta usai, Nazreddin mengembalikan guci pinjaman itu kepada tetangganya sambil mengucapkan terima kasih atas kebaikan tetangganya. Dan dia juga menaruh sebuah guci kecil dalam guci pinjaman tersebut.
Maka tetangganya bertanya : "Guci kecil milik siapakah ini ?"
"Itu milik anda pak, Guci anda sewaktu saya pinjam sedang hamil. Dan guci ini melahirkan dengan selamat sebuah guci kecil dirumah saya" jawab Nazreddin dengan tenangnya. 
"Ini kejadian yang aneh. Tetapi tidak apa juga" maka tetangga itu menerima kedua buah guci itu dengan gembira dan lupa berterima kasih kepada Nazreddin.
Beberapa minggu berlalu, Nazreddin ingin meminjam guci besar tetangganya lagi, maka dengan sukacita tetangganya meminjamkan kepada Nazreddin.
Beberapa  minggu ttelah berlalu, namun Nazreddin belum juga mengembalikan guci pinjaman kepada tetangganya. Tetangganya menjadi gelisah, karena kuatir Nazreddin telah lupa mengembalikan guci pinjam itu. Maka ketika bertemu Nazreddin, segera tetangga itu bertanya tentang gucinya.
Nazreddin segera menangis dengan sedih, katanya "saya sangat menyesal, namun saya kira anda harus merelakannya pergi. Guci itu telah meniggal beberapa waktu yang lalu ketika berada dirumah saya, sebenarnya ingin saya kabari secepatnya kepada anda, namun tertunda  karena saya sangat sedih. Sekarang sebaiknya kita berdoa untuk kepergian guci anda ini" Jawab Nazreddin dengan sedihnya.
Mendengar jawaban ini, maka marahlah tetangganya, katanya "Jangan berbuat bodoh, Nazreddin, sebuah guci tidak bisa meninggal!".
Jawab Nazreddin dengan kalemnya "Saya sangat sedih melihat anda marah. Jika anda percaya bahwa sebuah guci bisa beranak, kenapa  sekarang anda tidak bisa percaya bahwa guci itu juga bisa meninggal ?"  


Pesan moral : 


1. Orang bisa tertipu karena dia telah menipu dirinya sendiri terlebih dahulu 
2. Jangan mempunyai sifat menginginkan sesuatu yang bukan milik anda yang sah  

Sabtu, 04 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Silahkan Makan, Bajuku

Kisah Jenaka Nazreddin - Silahkan Makan, Bajuku

Suatu malam Nazreddin diundang menghadiri pesta. SEbagai tetangga yang baik, dia pasti akan datang memenuhi undangan tetangganya itu. Nazreddin memilih sebuah baju tang tampaknya agak tua namun masih baik, karena ini adalah abju kesukaan Nazreddin. 
Ketika Nazreddin tiba ditempat pesta, tak  ada seorangpun dari [ihak tuan rumah yang menyambut dan menyapanya, bahkan tuan rumahnya tidak menuntunnya untuk mencari tempat duduk.. Maka segeralah Nazreddin pulang kerumahnya lagi.  Ia menukar baju tuanya itu dengann sebuah baju yang paling indah miliknya, dan kembali lagi e tempat pesta itu diadakan. 
Pada saat itu semua orang yang ada ditempat tersebut menyambutnya dengan hangat dan ramah, juga tuan rumah sengaja datang dan menuntunnya untuk mencari tempat duduk bagi Nazreddin sambil menawarkan semua makanan dan minuman yang ada padanya.
Nazreddin hanya duduk sebentar lalu berdiri dan membuka semua bajunya hanya tinggal baju dalamnya saja. Semua tamu pesta dibuatnya terheran-heran akan tingkah lakunya yang luar biasa ini. 
Kemudian diambilnya makanan dan minuman yang ditawarkan oleh tuan rumah kepadanya untuk diberikan kepada bajunya sambil berkata "Silahkan makan semua makanan dan minuman ini, karena ini disediakan untukmu"
Semua tamu heran akan perbuatan Nazreddin, salah seorang tamu bertanya kepada Nazreddin "Apa yang engkau perbuat, Nazreddin ? Apakah kamu sudah gila?" 
"Oh tidak, saya masih waras, saya hanya memberi makanan dan minuman untuk baju saya saja. Apakah kalian masih ingat, ketika saya datang dengan baju tua saya, tidak ada seorangpun yang memperdulikan saya, dan tuan rumah tidak menawarkan tempat duduk dan makanan apapun untuk saya. Tetapi ketika saya kembali lagi dengan bajuku yang indah ini, semua orang menyambutku dengan ramah dan tersenyum, tuan rumah menawarkan kepada saya tempat duduk dan semua makanan enak dan minuman ini. Maka kesimpulannya adalah bahwa tuan rumah hanya memberikan semua makanan dan minuman ini untuk baju saya saja bukan untuk saya" jawab Nazreddin ....  

Pesan Moral :

1. Supaya tidak menjadi kecewa, jangan menilai ego dan derajat diri kita terlalu tinggi 
2. Jangan menilai derajat, dan kehormatan seseorang hanya dari penampilan fisiknya saja
3. Sebelum bertindak agar supaya tidak menjadi kecewa nanti, coba mengerti dan memahami situasi dan kondisi dan kebiasaan masyarakat yang berlaku saat itu

 


Selasa, 31 Juli 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Jangan Terlalu Dalam

Kisah Jenaka Nazreddin - Jangan Terlalu Dalam




Suatu ketika, Nazreddin ingin menjual sebidang tanah miliknya. Dia telah bertemu seorang yang ingin membeli tanahnya. Untuk keperluan itu, maka Nazreddin pergi ke seorang pejabat hukum untuk memintanya membuatkan surat jual beli tanah tersebut.
Namun pejabat hukum itu selalu berkata bahwa ia tidak mempunyai waktu untuk membuat surat untuk Nazreddin, walupun telah berkali-kali Nazreddin bertemu dengannya, jawabanya tetap sama saja.
Sehingga pada akhirnya Nazreddin sadar, bahwa ia harus menyuap pejabat hukum tersebut seperti yang Nazreddin dengar dari orang lain.
Sebetulnya ini mmebuat Nazreddin marah, karena ia adalah orang yang miskin. Namun karena Nazreddin harus menjual tanahnya secepatnya, sehingga Nazreddin tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Sambil berpikir, Nazzreddin pergi ke pasar dan membeli sebuah kendi. Dirumah Nazreddin mengisi hampir penuh kendi itu dengan kotoran keledainya. Hanya dipermukaanya ditutupi dengan selapis tipis mentega. lalu kendi itu dibawanya serta menuju kerumah pejabat hukum itu.
"Tuan, ini ada sedikit hadiah dari saya untuk tuan" kata Nazreddin.
Pejabat hukum itu sangat senang ketika melihat Nazreddin telah membawakan hadiah untuknya. Maka ketika Nazreddin mengingatkan dia tentang surat jual beli tanah itu, segeralah  dibuatnya surat tersebut dan membubuhi tanda tangannya. Hanya dalam waktu 10 menit saja maka semua urusan surat jual beli sudah selesai, dan surat itu diserahkan ke Nazreddin.
Nazreddin berkata "Tuan, saya sadar bahwa tidak  patut saya memberi tuan hadiah mentega yang murah harganya ini untuk surat jual beli tanah yang telah tuan buat dan tanda tangani, saya sangat..."
"Oh itu tidak apa apa Nazreddin, jangan dipikirkan dalam dalam, karena saya senang menerima hadiah mentega ini" sambil meletakkan jari telunjuknya mengambil sedikit mentega dalam kendi yang tampaknya sangat enak untuk dicicipi.
"Benar sekali Tuan," kata Nazreddin "Seperti kata tuan tadi kepada saya, saya juga ingin memberitahu tuan bahwa nanti kalau tuan mengambil mentega, jangan mengambilnya terlalu dalam, tuan" 

Pesan moral : 

- Kalau jadi pejabat harus melalukan tugas kewajiban tanpa harus meminta imbalan atau sogok
- Jangan membalas perbuatan orang dengan balasan yang setimpal
- Pepatah China : Kalau bisa memaafkan, kenapa tidak dimaafkan saja ? 

Minggu, 29 Juli 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Pertengkaran Diatas Ranjang

Kisah Jenaka Nazreddin-Pertengkaran Diatas Ranjang

 

Satu tahun setelah iteri Nazreddin meninggal, ia menikah kembali dengan seorang janda. 

Ketika saat tidur malam tiba, dan mereka berdua telah berada ditempat peraduan, maka isteri baru Naztreddin menceritakan kepada Nazreddin tentang almarhum suaminya yang telah meninggal, ia mengatakan bahwa almarhum sauminya itu adalah seorang pria yang sangat-sangat baik sekali. 

Ketika giliran Nazreddin berbicara, maka Nazreddin juga menceritakan bahwa almarhumah isteri nya itu adalah seorang wanita terbaik yang pernah dikenal Nazreddin hingga saat ini. 

Mendengar cerita Nazreddin, maka sangat marahlah isteri baru Nazreddin ini, lalu mengatakan bahwa almarhum suaminya adalah jauh lebih baik daripada Nazreddin. Sebaliknya Nazreddin juga mengatakan hal yang sama tentang almarhumah isterinya.   

Akhirnya Nazreddin dan isteri barunya bertengkar, saling berebut mengatakan sesuatu yang lebih baik daripada almarhum suami dan almarhumah isteri mereka masing-masing.

Namun karena siteri baru Nazreddin ini bisa berbicara lebih cepat daripada Nazreddin, maka akhirnya isteri baru Nazreddin yang menang dalam pertengkaran ini. 

Saking marahnya Nazreddin, maka ditendangnya isteri barunya itu hingga jatuh kebawa ranjang. isterinya  jatuh dilantai kamar tidur mereka. Ke-esokan harinya, isterinya mengadukan perbuatan kasar Nazreddin kepada pengadilan. 

Ketika sidang pengadilan mulai, isterinya mengadukan kepada pak Hakim, bahwa Nazreddin telah berbuat kasar dan menendangnya sampai jatuh dari tempat tidur, ia jatuh dilantai dan mencederai kepalanya !
Ia mengatakan ini adalah perlakuan buruk Nazreddin terhadap dirinya.    

Maka Hakim bertanya kepada Nazreddin "Apakah engkau memang telah berbuat kasar terhadap isterimu, Nazreddin?"

"Tidak demikian, Yang Mulia, Nazreddin menjawab dengan hormat,"Sebetulnya kajadiannya adalah seperti ini, yang Mulia Pak Hakim . Ketika kami berbaring sambil bercerita dan ingin tidur, maka datanglah teman isteri saya dan ingin berbaring dan ikut tidur bersama kami. Kemudian datang pula seorang teman saya, dia juga ingin ikut berbaring dan tidur bersama kami. Dan akhirnya ditemat tidur kami ada empat orang berbaring bersama-sama. Makanya ketika saya bergerak sedikit saja, isteri saya ini telah terjatuh dari tempat tidur ke-lantai kamar tidur kami" 

"Oh demikan rupanya Nazreddin !?" jawab pak Hakim terbingung-bingung...

Pesan Moral

- Jangan pernah membandingkan kebaikan seorang terhadap seorang lainnya, karena setiap orang ada kebaikan dan kekurangannya sendiri
- No Body Perfect, hanya DIA Yang Maha Sempurna 
- Jangan berbuat kasar terhadap isteri atau suami sendiri, apapun yang terjadi, karena konsekuensinya adalah berhadapan dengan HUKUM !
- Waktu tidur, adalah saat yang tidak tepat bercerita hal-hal yang serius

Selasa, 24 Juli 2012

Membagi Harta Warisan

Membagi Harta Warisan 

Pada suatu hari, Nazreddin diminta untuk menyelesaikan pertikaian di antara tiga bersaudara yang ayah mereka baru saja meninggal dunia. Karena kaya dan banyak harta peninggalannya, maka terjadi keributan di antara ke tiga bersaudara ini.
Dalam wasiat peninggalan sang ayah, dikatakan bahwa anak pertama harus mendapatkan separuh dari seluruh harta peninggalan ini, sedangkan anak kedua harus mendapatkan sepertiga dari harta warisan ini, dan pada giliran sibungsu, maka anak bungsupun harus mendapatkan bagiannya, yaitu sepersembilan dari seluruh harta warisan ini. 
Atas dasar petunjuk dari surat wasiat sang ayah tercinta, maka seluruh harta yang ada telah dibagikan dengan adil sesuai dengan porsi bagian masing masing anak tersebut. 
Barulah timbul masalah dan keributan ketika harus membagi 17 ekor unta peninggalan sang ayah, anak anak ini semua bingung bagaimana caranya membagi 17 ekor unta ini menjadi setengah bagian, sepertiga bagian dan sepersembilan bagian ! Sehingga pada akhirnya mereka datang dan meminta bantuan sang bijak jenaka mullah Nazreddin Hojah, yang memang dikenal bijaksana dikampung mereka ini.
Setelah mendengar cerita ketiga bersaudara ini, maka dengan santai dan pebuh percaya diri, Nazreddin berkata " Ha ini urusan gampang banget !" 
Namun ketiga anak penerima harta warisan ini memandang Nazreddin dengan ragu dan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. 
"Begini saja, saya akan pinjamkan se-ekor unta saya kepada kalian, dan sekarang sudah ada 18 ekor unta. Menurut wasiat almarhum ayah kalian, maka anak pertama mendapat setengah dari hartanya, ini berarti 9 ekor unta, lalu anak kedua mendapat sepertiganya, berarti mendapat 6 ekor unta, dan bagi sibungsu yang dapat sepersembilan bagian, ini adalah sejumlah 2 ekor unta. Jadi kalau sekarang kita jumlahkan unta unta ini, semuanya adalah 17 ekor seperti harta yang ditinggalkan oleh almarhum ayah kalian bertiga. Masih tersisa satu ekor unta sekarang, itu adalah unta saya yang saya pinjamkan kepada kalian tadi. Nah anak anak, apakah sekarang kalian sudah puas ? Dan kembalikan kepada saya unta hak milik saya" kata Nazreddn kepada ketiga bersaudara ini. 
Maka ketiga bersaudara ini sangat bergembira, karena masaklah rumit tentang pembagian harta ini telah dipecahkan dengan sempurna, mereka semua sangat berterima kasih kepada Nazreddin. 
"Almarhum ayah kalian tentu juga bergembira sekarang ini, saya juga bergembira, karena sekarang saya bisa pulang dengan unta milik saya sendiri juga" jawab si bijak jenaka Nazreddin dengan tulus. 

Renungan      
- Jangan pernah memperebutkan dan bertengkar karena harta peninggalan orang tua karena itu bukan hak milik anda namun hanya warisan orang tua saja
- Harta itu tidak kekal, namun persaudaraan itu adalah utama dan berlangsung selamanya

Sabtu, 21 Juli 2012

Takdir itu Tidak Logis

Takdir itu Tidak Logis 

Suatu ketika, Nasreddin Hojah dengan santai sedang berjalan pulang kerumahnya melalui jalan yang ada dalam lingkungan tempat tiggalnya.
Jalan itu demikian sempitnya dengan rumah yang saling berhimpitan. Ketika berjalan didepan sebuah rumah reyot tidak terawat, tiba tiba saja seseorang jatuh dari atap rumah itu dan menimpa Nazreddin. Orang itu sedang memperbaiki atap rumahnya.
Orang itu sama sekali tidak menderita cidera sedikitpun karena jatuh dari atap rumahnya, namun sebaliknya nasib sial menimpa Nazreddin, ia mengalami patah tulang leher, sehingga ia harus dirawat dirumah sakit karena itu.
Ketika masih dirawat dirumah sakit, banyak teman Nazreddin telah mengunjungi Nazreddin. Salah satu sahabatnya bertanya kepadanya, "Nazreddin, pelajaran apa yang telah engkau petik dari kejadian ini ?"
"Tidak ada yang saya bisa peroleh, namun satu hal yang pasti, adalah jangan pernah percaya bahwa TAKDIR itu selalu logis" jawab Nazreddin.
"Bagaimana kamu sampai mengambil kesimpulan seperti ini ?" tanya sahabatnya lebih lanjut.
"Orang itu jatuh dari atap rumahnya, jika takdir tu logis, maka seharusnya leher orang itulah yang patah atau melukai dirinya sendiri, tapi ke-nyataan-nya dia yang jatuh dari atap rumah, sayalah yang mengalami patah leher" jawab Nazreddin dengan kesalnya.

Renungan 

- Dalam kehidupan manusia, memang banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan kita
- Takdir itu tidak mutlah benar adanya, namun bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi saat terjadinya
- Takdir itu ada dalam genggaman tangan kita bisa menciptakan dan mengubahnya menjadi lebih baik

Jumat, 20 Juli 2012

Muka di Jendela

Muka di Jendela


 Nazreddin mendengar bahwa orang kaya dikotanya akan memberi sedekah kepada semua orang

miskin, Nazreddin ingin cepat cepat tiba disana, namun dia juga masih ada tugas yang harus

diselesaikan dirumah. Oleh karena itu Nazreddin mengerjakan semua pekerjaan rumahnya lebih

dahulu setelah selesai segera berlari lah Nazreddine menuju kerumah orang kaya tersebut.

Keika ia tiba disana, dilihatnya tidak ada seorangpun yang tampak. Nazreddin mengira bahwa

ia telah terlambat. Maka Nazreddin melihat rumah orang kaya itu dari jauh, dan tampaklah si

orang kaya itu sedang berdiri dijendela, maka segera Nazreddin kembali dan mengetuk pintu rumah itu.

Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang pelayan dan berkata,"Maaf tuan, Tuan empunya

rumah sedang bepergian saat ini".

Nazreddin sangat kecewa, Karena dia tahu bahwa orang kaya itu telah berbohong padanya.

Nazrredin ingin marah tapi tidak menemukan alasan yang tepat.

Maka berkatalah Nazrredin kepada palayan itu,"Tidak apa-apa. Meskipun dia tidak memberi

sedekah untuk saya, namun saya ingin memberinya sebuah nasehat. Sampaikan kepada Tuan mu bahwa

jika ia ingin pergi keluar rumah, seharusnya ia jangan meninggalkan mukanya dijendela,

karena bisa dicuri oleh pencuri !"

Renungan

- Jangan berkecil hati bila orang lain telah mengingkari janjinya kepada kita dan jangan

   marah atau mengutuk jika terjadi hal demikian pada kita.

- Kita tidak mempunyai kuasa atau hak untuk memaksa orang memenuhi janjinya karena semua ini adalah

  atas kebaikan orang tersebut

- Penuhi janji yang telah buat, sekalipun janji itu untuk seorang yang rendah dan tak berarti

  apa apa bagi kita