Jumat, 26 Juli 2013

Kisah Jenaka Nazreddin - Menjadi Pembela Terdakwa

Nazreddin The Lawyer. Source: Google free image
Ada dua orang sahabat yang sedang mencari pekerjaan di kota Akshehir. Mereka sudah berada dikota ini sejak beberapa hari yang lalu, namun masih belum mendapatkan pekerjaan apapun.
Pada pagi itu mereka sangat lapar tetapi tidak ada uang sedikitpun untuk membeli makanan.

Maka mereka memutuskan untuk pergi ke kedai penjual makanan dan mengambil dua butir telor ayam rebus, ketika penjual telor ayam rebus itu sedang sibuk melayanii pembeli yang lain, maka kedua sahabat itu diam diam meninggalkan kedai ini dengan dua telor ayam rebus tadi tanpa membayar.

Beberapa hari kemudian, nasib baik telah menghampiri mereka dan mereka telah mendapatkan pekerjaan. Beberapa bulan telah berlalu ketika kedua bersahabat itu kembali ke kedai penjual telor ayam rebus. Masing masing mereka membayar dua keping uang perak kepada penjual telor ayam rebus untuk membayar harga telor ayam rebus yang telah mereka ambil dan makan beberapa bulan yang telah lalu.

"Kata Anda bahwa Anda masing masing telah mengambil dan makan dua buah telor rebus saya beberapa bulan yang lalu ?" tanya sipenjual telor ayam rebus ini.
"Ya benar, kami lakukan itu beberapa bulan yang lalu, karena saat itu kami sedang lapar dan tidak mempunyai uang untuk membeyar harga telor itu, tetapi sekarang kami telah mempunyai pekerjaan dan telah mendapatkan upahnya, maka kami kembali ingin membayar harga telor yang telah kami makan beberapa bulan yang lalu" jawab salah seorang sahabat dengan jujur kepada penjual telor ayam rebus ini.

Maka kata sipenjual telor ayam rebus lebih lanjut "Saya tidak bisa menerima pembayaran ini. Anda seharusnya membayar saya lebih dari ini"

Maka terkejutlah kedua sahabat ini dengan jawaban sipenjual telor ayam rebus.

Bertanya salah seorang sahabat "Apaka dua keping uang perak masih tidak cukup untuk membayar harga dua butir telor ayam rebus yang telah kami makan beberapa bulan yang lalu ?"

"Ya begitulah. Anda memakannya beberapa bulan yang lalu. Apakah Anda tidak tahu bahwa dari dua telor itu saya akan meperoleh dua ekor ayam bila telor itu saya eramkan ? Dan dari dua ekor ayam ini saya juga akan memperoleh lagi 4 butir atau bahkan lebih telor ayam yang bila di eramkan lagi akan menjadi 4 ekor atau bahkan lebih anak ayam lagi. Naah ayam ayam ini tentu akan bertelor lebih banyak lagi. Begitu seterusnya... Jadi itulah sebabnya, masing masing dari Anda harus membayar saya 200 keping uang perak !" kata sipenjual telor ayam rebus dengan rakusnya.

Kedua sahabat ini tidak mau membayar apa yang diminta oleh sipenjual telor ayam rebus ini. Maka perkara ini diadukan sipenjual telor ayam rebus kepada pengadilan kota untuk memutuskannya.

Kedua sahabat ini tampak sangat bingung dan susah. Ketika mereka sedang berjalan dikota, bertemulah mereka dengan Nazreddin. Melihat tampang kedua sahabat yang sedang bingung dan kesusahan ini, maka bertanyalah Nazreddin kepada mereka, "Hi Sobat, Kalian tampak begitu susah dan kebingungan, ada apa  gerangan ?"
"Kami sedang mendapat masalah berat saat ini" jawab salah seorang dari kedua sahabat ini kepada Nazreddin. Lalu mereka menceritakan seluruh masalah yang sedang mereka alami ini kepada Nazreddin.
Setelah mengetahui masalah ini, maka timbullah rasa iba Nazreddin kepada kedua orang sahabat ini. Nazreddin yakin bahwa kedua orang sahabat ini adalah orang yang baik. Karena jika tidak, mereka tentu tidak akan kembali lagi ke kedai penjual telor ayam rebus untuk membayar hutang mereka.

Lalu Nazreddin berpikir tentang kejadian ini sebentar dan akhirnya memutuskan akan menjadi pembela kedua sahabat ini dipengadilan kota pada hari pengadilan akan memeriksa dan memutuskan perkara ini.

Pada hari pengadilan dimulai, maka Nazreddin diundang untuk datang ke pengadilan untuk membela kedua sahabat ini terhadap tuntutan si penjual telor ayam rebus. Tetapi sewaktu Hakim meminta Nazreddin maju kedepan, tidak tampak batang hidungnya Nazreddin, karena Nazreddin sedang ada dirumahnya. Maka Hakim mengutus 2 orang polisi untuk  menjemput paksa Nazreddin.

Ketika polisi tiba dirumahnya, Nazreddin sedang duduk tanpa melakukan apapun. Kata Nazreddin kepada polisi bahwa ia sedang sibuk saat ini sehingga tidak bisa menghadiri sidang pengadilan. Dan tambahnya lagi bahwa ia akan hadir bila pekerjaannya telah selesai. Tetapi kedua polisi itu tetap memaksanya untuk datang dan menghadiri sidang pengadilan yang akan berlangsung hari itu juga.

Nazreddin terpaksa mengikuti kedua polisi untuk hadir disidang pengadilan.

Sebelum Nazreddin memulai pembelaannya untuk kedua sahabat tersebut, maka Hakim pengadilan bertanya kepadanya "Kemana saja engkau sehingga terlambat menghadiri sidang pengadilan ini ? Ini berarti engkau sama sekali tidak menghormati sidang pengadilan  ini !"
Jawab Nazreddin "Maafkan saya, pak Hakim Yang Terhormat, saya sedang sibuk sekali saat ini sehingga saya terlambat datang"
"Apa yang sedang engkau kerjakan ?" tanya Hakim dengan penasaaran.
Nazreddin menjawab "Pak Hakim Yang Terhormat, besok saya akan mulai menanam padi saya. Saat ini saya sedang merebus benih padi  untuk dtanamkan besok hari"
"Apa yang kamu lakukan ?! Engkau merebus benih padi untuk kamu tanam besok hari ? Jangan berlaku konyol. Benih yang telah direbus tidak akan mungkin tumbuh lagi!" teriak Hakim dengan suara keras, karena marah dan ia mengira Nazreddin sedang mempermainkan dia.

"Sungguh Tuan, benih padi ini akan tumbuh. Benih padi ini akan tumbuh dengan suburnya seperti telor ayam rebus sipenjual telor ayam rebus ini, yang bila dieram dan akan menjadi anak ayam dan seterusnya" bantah Nazreddin.

Semua pengunjung sidang pengadilan tertawa terbahak bahak karena semua orang yakin bahwa benih padi yang telah direbus tidak akan mungkin bertumbuh lagi, demikian juga dengan telor ayam yang teleh direbus, tidak akan mungkin dieram dan menjadi anak ayam lagi.

Sehingga berdasarkan fakta tak terbantah ini, maka sidang pengadilan memutuskan bahwa kedua sahabat ini sudah cukup membayar 2 keping uang perak saja untuk dua telor ayam rebus yang telah mereka makan beberapa bulan yang lalu, juga menghukum denda kepada si penjual telor ayam rebus yang sangat serakah ini dengan hukuman yang setimpal !        


Pesan Moral:        

  • Jangan serakah dan menginginkan lebih dari yang seharusnya

  • Dapatkan bagian yang memang manjadi hak milik kita dan jangan inginkan kelebihan milik orang lain.

  • Tuhan Adil Dan Bijaksana yang memberi ganjaran sesuai dengan hak milik masing masing orang  

 

 


Senin, 27 Mei 2013

Kisah Jenaka Nazreddin - Nazreddin dan Tiga Orang Bijak



Ada tiga orang bijak yang sedang berkeliling negeri. Mereka ingin mendapatkan jawaban yang tepat bagi pertanyaan yang akan mereka tanyakan, Suatu hari ketiga orang bijak itu tiba dikota tempat Nazreddin tinggal bersama isterinya. 

Karena Nazreddin memang terkenal sebagai seorang yang bijak dan banyak akalnya, maka penduduk kota meminta agar Nazreddin mau mewakili mereka untuk menjawab tantangan ketiga orang bijak yang datang dari negeri seberang itu.

Atas desakan dan permintaan penduduk kota, maka Nazreddin bersedia mewakili kota dan penduduknya untuk menjawab tantangan ketiga orang bijak ini dengan menjawab pertanyaan yang akan mereka ajukan. 

Nazreddin bertemu dengan ketiga orang biijak ini didepan rumahnya, dan disaksikan dan dikelilingi oleh seluruh penduduk kota tersebut, untuk melihat bagaimana Nazrddin akan menjawab pertanyaan ketiga orang bijak asing ini.

Orang bijak yang pertama maju kedepan dan mulai bertanya kepada Nazreddin demikian " Nazreddin, dimanakah letak pusat bumi ini ?"
Nazreddin menjawab dengan tenangnya " Disinilah letak pusat bumi ini, yaitu tepat dibawah kaki saya"
Orang bijak pertama itu tampak kaget dan berkata "Bagaimana anda bisa membuktikannya ?"
"Jikalau engkau tidak mempercayai saya, maka cobalah ukur sendiri !" jawab Nazreddin acuh tak acuh kepadanya. 
"Lalu kenapa tidak engkau saja yang mengukur sendiri, Nazreddin?" tanya orang bijak yang pertama tadi. 
"Oh, saya tidak perlu mengukurnya itu, karena saya mempercayai saya sendiri!" jawab Nazreddin dengan penuh keyakinan. 
Maka orang bijak pertama tidak bisa berkata apa apa lagi sambil megundurkan diri. 
Lalu giliran orang bijak kedua yang mengajukan pertanyaannya kepada Nazreddin "Nazreddin, kasih tahu saya ada berapa banyak bintang yang tertebar dilangit malam yang sangat indah ini ?" 

Maka Nazreddin menjawab dengan sangat santai, katanya "Jumlah bintang yang tertebar dilangit malam yang indah ini adalah sebanyak bulu yang ada dikeledai saya ini !"
"Lalu bagaimana anda membuktikan bahwa itu benar ?" tanya orang bijak kedua kepada Nazreddin. 
Jawab Nazreddin begini " Jikalau engkau tidak mempercayai kata saya, maka hitunglah sendiri dan nanti anda akan tahu bahwa saya telah berkata benar kepada anda !" 
Mendengar jawaban Nazreddin ini, maka orang bijak kedua ini menjadi marah.  Katanya "Ini adalah jawaban yang bodoh. Bagaimana mungkin seorang dapat menghitung jumlah bulu yang ada di badan seekor keledai "
Mendengar itu, Nazreddin menjawab dengan sangat sigap, katanya "Baiklah, kalau jawaban saya adalah jawaban yang tolol, maka pertanyaan anda adalah yang paling bodoh. Bagaimana mungkin seorang  manusia bisa menghitung jumah bintang yang tertebar dilangit jagad raya ini ?" 
Maka orang bijak kedua kehabisan akal dan tidak bisa membantah lagi. 
Maka sekarang majulah orang bijak yang ketiga, yang sudah mulai menjadi agak terganggu dengan cara cerdas Nazreddin yang menjawab pertanyaan dari dua orag temannya ini. 
Kata orang bijak yang ketiga seperti ini " Saudara, tampaknya engkau sangat mengenal keledai anda ya, saya percaya anda pasti tahu banyak hal tentang keledai anda ini !" 
Jawab Nazreddin dengan angkuh " Ya, saya memang kenal baik keledai saya ini ! Lalu kenapa ... ? "
"Kalau begitu saudara, tolong beri saya tahu, ada berapa lembar bulu dibuntut keledai anda ini ?" Tanya orang bijak yang ketiga dengan angkuh, karen pikirnya, kali ini Nazreddin tetu tidak bisa berkelit lagi ! 
Maka tampak Nazreddin terdiam dan agak ragu ragu sejenak, sambil berpikir keras lalu Nazreddin berkata dengan penuh keyakinan "Saya tahu jumlahnya dengan tepat ! Jumlah bulu yang ada dibuntut keledai saya ini adalah tepat sama dengan jumlah helai janggut anda sendiri !" 
Maka dengan segera orang bijak ketiga menjawab " Hahaaa, anda tentu harus bisa membuktikannya kali ini !" 
" Itu adalah hal yang sangat mudah sekali !. Setiap anda mencabut satu helai bulu yang ada dibuntut keledai saya ini, maka saya akan mencabut satu helai janggut anda juga. Nah, bila pada akhirnya jika jumlah helai bulu buntut keledai saya adalah sama dengan jumlah helai janggut anda, maka anda akan tahu dan yakin, bahwa jawaban yang saya katakan pada anda itu adalah benar !" Jawab Nazreddin dengan tenangnya, sambil melanjutkan begini "Akan kita mulai membuktikan kebenaran ini, tuan ? "

Tentu saja, orang bijak ketiga itu tidak mungkin mau menerima cara menghitung jumlah bulu buntut keledai dengan mencabuti lembar bulu janggutnya sendiri !

Maka akhirnya, ketiga orang bijak ini pergi meninggalkan Nazreddin dan kota itu tanpa berhasil mempermalukan orang lain. Sedangkan penduduk kota yang berkerumun dan menyaksikan Nazreddin dengan sangat cerdas dan bijak telah mengalahkan kesombongan ketiga orang bijak asing ini berseru seru dengan gembira, mereka semua sependapat bahwa Nazreddin lah sesungguhnya orang yang bijak! 
            

Pesan Moral: 
  1. Sering kali orang sederhana dan jujur itu adalah orang yang bijak 
  2. Kebijakan itu didapat karena penilaian masyarakat bukan karena berhasil memojokkan orang lain
  3. Orang bijak bukan hanya cerdik pandai tapi juga rendah hati dan selalu belajar dari setiap situasi dan kondisi yang dihadapinya