Selasa, 31 Juli 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Jangan Terlalu Dalam

Kisah Jenaka Nazreddin - Jangan Terlalu Dalam




Suatu ketika, Nazreddin ingin menjual sebidang tanah miliknya. Dia telah bertemu seorang yang ingin membeli tanahnya. Untuk keperluan itu, maka Nazreddin pergi ke seorang pejabat hukum untuk memintanya membuatkan surat jual beli tanah tersebut.
Namun pejabat hukum itu selalu berkata bahwa ia tidak mempunyai waktu untuk membuat surat untuk Nazreddin, walupun telah berkali-kali Nazreddin bertemu dengannya, jawabanya tetap sama saja.
Sehingga pada akhirnya Nazreddin sadar, bahwa ia harus menyuap pejabat hukum tersebut seperti yang Nazreddin dengar dari orang lain.
Sebetulnya ini mmebuat Nazreddin marah, karena ia adalah orang yang miskin. Namun karena Nazreddin harus menjual tanahnya secepatnya, sehingga Nazreddin tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
Sambil berpikir, Nazzreddin pergi ke pasar dan membeli sebuah kendi. Dirumah Nazreddin mengisi hampir penuh kendi itu dengan kotoran keledainya. Hanya dipermukaanya ditutupi dengan selapis tipis mentega. lalu kendi itu dibawanya serta menuju kerumah pejabat hukum itu.
"Tuan, ini ada sedikit hadiah dari saya untuk tuan" kata Nazreddin.
Pejabat hukum itu sangat senang ketika melihat Nazreddin telah membawakan hadiah untuknya. Maka ketika Nazreddin mengingatkan dia tentang surat jual beli tanah itu, segeralah  dibuatnya surat tersebut dan membubuhi tanda tangannya. Hanya dalam waktu 10 menit saja maka semua urusan surat jual beli sudah selesai, dan surat itu diserahkan ke Nazreddin.
Nazreddin berkata "Tuan, saya sadar bahwa tidak  patut saya memberi tuan hadiah mentega yang murah harganya ini untuk surat jual beli tanah yang telah tuan buat dan tanda tangani, saya sangat..."
"Oh itu tidak apa apa Nazreddin, jangan dipikirkan dalam dalam, karena saya senang menerima hadiah mentega ini" sambil meletakkan jari telunjuknya mengambil sedikit mentega dalam kendi yang tampaknya sangat enak untuk dicicipi.
"Benar sekali Tuan," kata Nazreddin "Seperti kata tuan tadi kepada saya, saya juga ingin memberitahu tuan bahwa nanti kalau tuan mengambil mentega, jangan mengambilnya terlalu dalam, tuan" 

Pesan moral : 

- Kalau jadi pejabat harus melalukan tugas kewajiban tanpa harus meminta imbalan atau sogok
- Jangan membalas perbuatan orang dengan balasan yang setimpal
- Pepatah China : Kalau bisa memaafkan, kenapa tidak dimaafkan saja ? 

Minggu, 29 Juli 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Pertengkaran Diatas Ranjang

Kisah Jenaka Nazreddin-Pertengkaran Diatas Ranjang

 

Satu tahun setelah iteri Nazreddin meninggal, ia menikah kembali dengan seorang janda. 

Ketika saat tidur malam tiba, dan mereka berdua telah berada ditempat peraduan, maka isteri baru Naztreddin menceritakan kepada Nazreddin tentang almarhum suaminya yang telah meninggal, ia mengatakan bahwa almarhum sauminya itu adalah seorang pria yang sangat-sangat baik sekali. 

Ketika giliran Nazreddin berbicara, maka Nazreddin juga menceritakan bahwa almarhumah isteri nya itu adalah seorang wanita terbaik yang pernah dikenal Nazreddin hingga saat ini. 

Mendengar cerita Nazreddin, maka sangat marahlah isteri baru Nazreddin ini, lalu mengatakan bahwa almarhum suaminya adalah jauh lebih baik daripada Nazreddin. Sebaliknya Nazreddin juga mengatakan hal yang sama tentang almarhumah isterinya.   

Akhirnya Nazreddin dan isteri barunya bertengkar, saling berebut mengatakan sesuatu yang lebih baik daripada almarhum suami dan almarhumah isteri mereka masing-masing.

Namun karena siteri baru Nazreddin ini bisa berbicara lebih cepat daripada Nazreddin, maka akhirnya isteri baru Nazreddin yang menang dalam pertengkaran ini. 

Saking marahnya Nazreddin, maka ditendangnya isteri barunya itu hingga jatuh kebawa ranjang. isterinya  jatuh dilantai kamar tidur mereka. Ke-esokan harinya, isterinya mengadukan perbuatan kasar Nazreddin kepada pengadilan. 

Ketika sidang pengadilan mulai, isterinya mengadukan kepada pak Hakim, bahwa Nazreddin telah berbuat kasar dan menendangnya sampai jatuh dari tempat tidur, ia jatuh dilantai dan mencederai kepalanya !
Ia mengatakan ini adalah perlakuan buruk Nazreddin terhadap dirinya.    

Maka Hakim bertanya kepada Nazreddin "Apakah engkau memang telah berbuat kasar terhadap isterimu, Nazreddin?"

"Tidak demikian, Yang Mulia, Nazreddin menjawab dengan hormat,"Sebetulnya kajadiannya adalah seperti ini, yang Mulia Pak Hakim . Ketika kami berbaring sambil bercerita dan ingin tidur, maka datanglah teman isteri saya dan ingin berbaring dan ikut tidur bersama kami. Kemudian datang pula seorang teman saya, dia juga ingin ikut berbaring dan tidur bersama kami. Dan akhirnya ditemat tidur kami ada empat orang berbaring bersama-sama. Makanya ketika saya bergerak sedikit saja, isteri saya ini telah terjatuh dari tempat tidur ke-lantai kamar tidur kami" 

"Oh demikan rupanya Nazreddin !?" jawab pak Hakim terbingung-bingung...

Pesan Moral

- Jangan pernah membandingkan kebaikan seorang terhadap seorang lainnya, karena setiap orang ada kebaikan dan kekurangannya sendiri
- No Body Perfect, hanya DIA Yang Maha Sempurna 
- Jangan berbuat kasar terhadap isteri atau suami sendiri, apapun yang terjadi, karena konsekuensinya adalah berhadapan dengan HUKUM !
- Waktu tidur, adalah saat yang tidak tepat bercerita hal-hal yang serius

Selasa, 24 Juli 2012

Membagi Harta Warisan

Membagi Harta Warisan 

Pada suatu hari, Nazreddin diminta untuk menyelesaikan pertikaian di antara tiga bersaudara yang ayah mereka baru saja meninggal dunia. Karena kaya dan banyak harta peninggalannya, maka terjadi keributan di antara ke tiga bersaudara ini.
Dalam wasiat peninggalan sang ayah, dikatakan bahwa anak pertama harus mendapatkan separuh dari seluruh harta peninggalan ini, sedangkan anak kedua harus mendapatkan sepertiga dari harta warisan ini, dan pada giliran sibungsu, maka anak bungsupun harus mendapatkan bagiannya, yaitu sepersembilan dari seluruh harta warisan ini. 
Atas dasar petunjuk dari surat wasiat sang ayah tercinta, maka seluruh harta yang ada telah dibagikan dengan adil sesuai dengan porsi bagian masing masing anak tersebut. 
Barulah timbul masalah dan keributan ketika harus membagi 17 ekor unta peninggalan sang ayah, anak anak ini semua bingung bagaimana caranya membagi 17 ekor unta ini menjadi setengah bagian, sepertiga bagian dan sepersembilan bagian ! Sehingga pada akhirnya mereka datang dan meminta bantuan sang bijak jenaka mullah Nazreddin Hojah, yang memang dikenal bijaksana dikampung mereka ini.
Setelah mendengar cerita ketiga bersaudara ini, maka dengan santai dan pebuh percaya diri, Nazreddin berkata " Ha ini urusan gampang banget !" 
Namun ketiga anak penerima harta warisan ini memandang Nazreddin dengan ragu dan tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. 
"Begini saja, saya akan pinjamkan se-ekor unta saya kepada kalian, dan sekarang sudah ada 18 ekor unta. Menurut wasiat almarhum ayah kalian, maka anak pertama mendapat setengah dari hartanya, ini berarti 9 ekor unta, lalu anak kedua mendapat sepertiganya, berarti mendapat 6 ekor unta, dan bagi sibungsu yang dapat sepersembilan bagian, ini adalah sejumlah 2 ekor unta. Jadi kalau sekarang kita jumlahkan unta unta ini, semuanya adalah 17 ekor seperti harta yang ditinggalkan oleh almarhum ayah kalian bertiga. Masih tersisa satu ekor unta sekarang, itu adalah unta saya yang saya pinjamkan kepada kalian tadi. Nah anak anak, apakah sekarang kalian sudah puas ? Dan kembalikan kepada saya unta hak milik saya" kata Nazreddn kepada ketiga bersaudara ini. 
Maka ketiga bersaudara ini sangat bergembira, karena masaklah rumit tentang pembagian harta ini telah dipecahkan dengan sempurna, mereka semua sangat berterima kasih kepada Nazreddin. 
"Almarhum ayah kalian tentu juga bergembira sekarang ini, saya juga bergembira, karena sekarang saya bisa pulang dengan unta milik saya sendiri juga" jawab si bijak jenaka Nazreddin dengan tulus. 

Renungan      
- Jangan pernah memperebutkan dan bertengkar karena harta peninggalan orang tua karena itu bukan hak milik anda namun hanya warisan orang tua saja
- Harta itu tidak kekal, namun persaudaraan itu adalah utama dan berlangsung selamanya

Sabtu, 21 Juli 2012

Takdir itu Tidak Logis

Takdir itu Tidak Logis 

Suatu ketika, Nasreddin Hojah dengan santai sedang berjalan pulang kerumahnya melalui jalan yang ada dalam lingkungan tempat tiggalnya.
Jalan itu demikian sempitnya dengan rumah yang saling berhimpitan. Ketika berjalan didepan sebuah rumah reyot tidak terawat, tiba tiba saja seseorang jatuh dari atap rumah itu dan menimpa Nazreddin. Orang itu sedang memperbaiki atap rumahnya.
Orang itu sama sekali tidak menderita cidera sedikitpun karena jatuh dari atap rumahnya, namun sebaliknya nasib sial menimpa Nazreddin, ia mengalami patah tulang leher, sehingga ia harus dirawat dirumah sakit karena itu.
Ketika masih dirawat dirumah sakit, banyak teman Nazreddin telah mengunjungi Nazreddin. Salah satu sahabatnya bertanya kepadanya, "Nazreddin, pelajaran apa yang telah engkau petik dari kejadian ini ?"
"Tidak ada yang saya bisa peroleh, namun satu hal yang pasti, adalah jangan pernah percaya bahwa TAKDIR itu selalu logis" jawab Nazreddin.
"Bagaimana kamu sampai mengambil kesimpulan seperti ini ?" tanya sahabatnya lebih lanjut.
"Orang itu jatuh dari atap rumahnya, jika takdir tu logis, maka seharusnya leher orang itulah yang patah atau melukai dirinya sendiri, tapi ke-nyataan-nya dia yang jatuh dari atap rumah, sayalah yang mengalami patah leher" jawab Nazreddin dengan kesalnya.

Renungan 

- Dalam kehidupan manusia, memang banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan kita
- Takdir itu tidak mutlah benar adanya, namun bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi saat terjadinya
- Takdir itu ada dalam genggaman tangan kita bisa menciptakan dan mengubahnya menjadi lebih baik

Jumat, 20 Juli 2012

Muka di Jendela

Muka di Jendela


 Nazreddin mendengar bahwa orang kaya dikotanya akan memberi sedekah kepada semua orang

miskin, Nazreddin ingin cepat cepat tiba disana, namun dia juga masih ada tugas yang harus

diselesaikan dirumah. Oleh karena itu Nazreddin mengerjakan semua pekerjaan rumahnya lebih

dahulu setelah selesai segera berlari lah Nazreddine menuju kerumah orang kaya tersebut.

Keika ia tiba disana, dilihatnya tidak ada seorangpun yang tampak. Nazreddin mengira bahwa

ia telah terlambat. Maka Nazreddin melihat rumah orang kaya itu dari jauh, dan tampaklah si

orang kaya itu sedang berdiri dijendela, maka segera Nazreddin kembali dan mengetuk pintu rumah itu.

Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang pelayan dan berkata,"Maaf tuan, Tuan empunya

rumah sedang bepergian saat ini".

Nazreddin sangat kecewa, Karena dia tahu bahwa orang kaya itu telah berbohong padanya.

Nazrredin ingin marah tapi tidak menemukan alasan yang tepat.

Maka berkatalah Nazrredin kepada palayan itu,"Tidak apa-apa. Meskipun dia tidak memberi

sedekah untuk saya, namun saya ingin memberinya sebuah nasehat. Sampaikan kepada Tuan mu bahwa

jika ia ingin pergi keluar rumah, seharusnya ia jangan meninggalkan mukanya dijendela,

karena bisa dicuri oleh pencuri !"

Renungan

- Jangan berkecil hati bila orang lain telah mengingkari janjinya kepada kita dan jangan

   marah atau mengutuk jika terjadi hal demikian pada kita.

- Kita tidak mempunyai kuasa atau hak untuk memaksa orang memenuhi janjinya karena semua ini adalah

  atas kebaikan orang tersebut

- Penuhi janji yang telah buat, sekalipun janji itu untuk seorang yang rendah dan tak berarti

  apa apa bagi kita