Jumat, 26 Juli 2013

Kisah Jenaka Nazreddin - Menjadi Pembela Terdakwa

Nazreddin The Lawyer. Source: Google free image
Ada dua orang sahabat yang sedang mencari pekerjaan di kota Akshehir. Mereka sudah berada dikota ini sejak beberapa hari yang lalu, namun masih belum mendapatkan pekerjaan apapun.
Pada pagi itu mereka sangat lapar tetapi tidak ada uang sedikitpun untuk membeli makanan.

Maka mereka memutuskan untuk pergi ke kedai penjual makanan dan mengambil dua butir telor ayam rebus, ketika penjual telor ayam rebus itu sedang sibuk melayanii pembeli yang lain, maka kedua sahabat itu diam diam meninggalkan kedai ini dengan dua telor ayam rebus tadi tanpa membayar.

Beberapa hari kemudian, nasib baik telah menghampiri mereka dan mereka telah mendapatkan pekerjaan. Beberapa bulan telah berlalu ketika kedua bersahabat itu kembali ke kedai penjual telor ayam rebus. Masing masing mereka membayar dua keping uang perak kepada penjual telor ayam rebus untuk membayar harga telor ayam rebus yang telah mereka ambil dan makan beberapa bulan yang telah lalu.

"Kata Anda bahwa Anda masing masing telah mengambil dan makan dua buah telor rebus saya beberapa bulan yang lalu ?" tanya sipenjual telor ayam rebus ini.
"Ya benar, kami lakukan itu beberapa bulan yang lalu, karena saat itu kami sedang lapar dan tidak mempunyai uang untuk membeyar harga telor itu, tetapi sekarang kami telah mempunyai pekerjaan dan telah mendapatkan upahnya, maka kami kembali ingin membayar harga telor yang telah kami makan beberapa bulan yang lalu" jawab salah seorang sahabat dengan jujur kepada penjual telor ayam rebus ini.

Maka kata sipenjual telor ayam rebus lebih lanjut "Saya tidak bisa menerima pembayaran ini. Anda seharusnya membayar saya lebih dari ini"

Maka terkejutlah kedua sahabat ini dengan jawaban sipenjual telor ayam rebus.

Bertanya salah seorang sahabat "Apaka dua keping uang perak masih tidak cukup untuk membayar harga dua butir telor ayam rebus yang telah kami makan beberapa bulan yang lalu ?"

"Ya begitulah. Anda memakannya beberapa bulan yang lalu. Apakah Anda tidak tahu bahwa dari dua telor itu saya akan meperoleh dua ekor ayam bila telor itu saya eramkan ? Dan dari dua ekor ayam ini saya juga akan memperoleh lagi 4 butir atau bahkan lebih telor ayam yang bila di eramkan lagi akan menjadi 4 ekor atau bahkan lebih anak ayam lagi. Naah ayam ayam ini tentu akan bertelor lebih banyak lagi. Begitu seterusnya... Jadi itulah sebabnya, masing masing dari Anda harus membayar saya 200 keping uang perak !" kata sipenjual telor ayam rebus dengan rakusnya.

Kedua sahabat ini tidak mau membayar apa yang diminta oleh sipenjual telor ayam rebus ini. Maka perkara ini diadukan sipenjual telor ayam rebus kepada pengadilan kota untuk memutuskannya.

Kedua sahabat ini tampak sangat bingung dan susah. Ketika mereka sedang berjalan dikota, bertemulah mereka dengan Nazreddin. Melihat tampang kedua sahabat yang sedang bingung dan kesusahan ini, maka bertanyalah Nazreddin kepada mereka, "Hi Sobat, Kalian tampak begitu susah dan kebingungan, ada apa  gerangan ?"
"Kami sedang mendapat masalah berat saat ini" jawab salah seorang dari kedua sahabat ini kepada Nazreddin. Lalu mereka menceritakan seluruh masalah yang sedang mereka alami ini kepada Nazreddin.
Setelah mengetahui masalah ini, maka timbullah rasa iba Nazreddin kepada kedua orang sahabat ini. Nazreddin yakin bahwa kedua orang sahabat ini adalah orang yang baik. Karena jika tidak, mereka tentu tidak akan kembali lagi ke kedai penjual telor ayam rebus untuk membayar hutang mereka.

Lalu Nazreddin berpikir tentang kejadian ini sebentar dan akhirnya memutuskan akan menjadi pembela kedua sahabat ini dipengadilan kota pada hari pengadilan akan memeriksa dan memutuskan perkara ini.

Pada hari pengadilan dimulai, maka Nazreddin diundang untuk datang ke pengadilan untuk membela kedua sahabat ini terhadap tuntutan si penjual telor ayam rebus. Tetapi sewaktu Hakim meminta Nazreddin maju kedepan, tidak tampak batang hidungnya Nazreddin, karena Nazreddin sedang ada dirumahnya. Maka Hakim mengutus 2 orang polisi untuk  menjemput paksa Nazreddin.

Ketika polisi tiba dirumahnya, Nazreddin sedang duduk tanpa melakukan apapun. Kata Nazreddin kepada polisi bahwa ia sedang sibuk saat ini sehingga tidak bisa menghadiri sidang pengadilan. Dan tambahnya lagi bahwa ia akan hadir bila pekerjaannya telah selesai. Tetapi kedua polisi itu tetap memaksanya untuk datang dan menghadiri sidang pengadilan yang akan berlangsung hari itu juga.

Nazreddin terpaksa mengikuti kedua polisi untuk hadir disidang pengadilan.

Sebelum Nazreddin memulai pembelaannya untuk kedua sahabat tersebut, maka Hakim pengadilan bertanya kepadanya "Kemana saja engkau sehingga terlambat menghadiri sidang pengadilan ini ? Ini berarti engkau sama sekali tidak menghormati sidang pengadilan  ini !"
Jawab Nazreddin "Maafkan saya, pak Hakim Yang Terhormat, saya sedang sibuk sekali saat ini sehingga saya terlambat datang"
"Apa yang sedang engkau kerjakan ?" tanya Hakim dengan penasaaran.
Nazreddin menjawab "Pak Hakim Yang Terhormat, besok saya akan mulai menanam padi saya. Saat ini saya sedang merebus benih padi  untuk dtanamkan besok hari"
"Apa yang kamu lakukan ?! Engkau merebus benih padi untuk kamu tanam besok hari ? Jangan berlaku konyol. Benih yang telah direbus tidak akan mungkin tumbuh lagi!" teriak Hakim dengan suara keras, karena marah dan ia mengira Nazreddin sedang mempermainkan dia.

"Sungguh Tuan, benih padi ini akan tumbuh. Benih padi ini akan tumbuh dengan suburnya seperti telor ayam rebus sipenjual telor ayam rebus ini, yang bila dieram dan akan menjadi anak ayam dan seterusnya" bantah Nazreddin.

Semua pengunjung sidang pengadilan tertawa terbahak bahak karena semua orang yakin bahwa benih padi yang telah direbus tidak akan mungkin bertumbuh lagi, demikian juga dengan telor ayam yang teleh direbus, tidak akan mungkin dieram dan menjadi anak ayam lagi.

Sehingga berdasarkan fakta tak terbantah ini, maka sidang pengadilan memutuskan bahwa kedua sahabat ini sudah cukup membayar 2 keping uang perak saja untuk dua telor ayam rebus yang telah mereka makan beberapa bulan yang lalu, juga menghukum denda kepada si penjual telor ayam rebus yang sangat serakah ini dengan hukuman yang setimpal !        


Pesan Moral:        

  • Jangan serakah dan menginginkan lebih dari yang seharusnya

  • Dapatkan bagian yang memang manjadi hak milik kita dan jangan inginkan kelebihan milik orang lain.

  • Tuhan Adil Dan Bijaksana yang memberi ganjaran sesuai dengan hak milik masing masing orang  

 

 


Senin, 27 Mei 2013

Kisah Jenaka Nazreddin - Nazreddin dan Tiga Orang Bijak



Ada tiga orang bijak yang sedang berkeliling negeri. Mereka ingin mendapatkan jawaban yang tepat bagi pertanyaan yang akan mereka tanyakan, Suatu hari ketiga orang bijak itu tiba dikota tempat Nazreddin tinggal bersama isterinya. 

Karena Nazreddin memang terkenal sebagai seorang yang bijak dan banyak akalnya, maka penduduk kota meminta agar Nazreddin mau mewakili mereka untuk menjawab tantangan ketiga orang bijak yang datang dari negeri seberang itu.

Atas desakan dan permintaan penduduk kota, maka Nazreddin bersedia mewakili kota dan penduduknya untuk menjawab tantangan ketiga orang bijak ini dengan menjawab pertanyaan yang akan mereka ajukan. 

Nazreddin bertemu dengan ketiga orang biijak ini didepan rumahnya, dan disaksikan dan dikelilingi oleh seluruh penduduk kota tersebut, untuk melihat bagaimana Nazrddin akan menjawab pertanyaan ketiga orang bijak asing ini.

Orang bijak yang pertama maju kedepan dan mulai bertanya kepada Nazreddin demikian " Nazreddin, dimanakah letak pusat bumi ini ?"
Nazreddin menjawab dengan tenangnya " Disinilah letak pusat bumi ini, yaitu tepat dibawah kaki saya"
Orang bijak pertama itu tampak kaget dan berkata "Bagaimana anda bisa membuktikannya ?"
"Jikalau engkau tidak mempercayai saya, maka cobalah ukur sendiri !" jawab Nazreddin acuh tak acuh kepadanya. 
"Lalu kenapa tidak engkau saja yang mengukur sendiri, Nazreddin?" tanya orang bijak yang pertama tadi. 
"Oh, saya tidak perlu mengukurnya itu, karena saya mempercayai saya sendiri!" jawab Nazreddin dengan penuh keyakinan. 
Maka orang bijak pertama tidak bisa berkata apa apa lagi sambil megundurkan diri. 
Lalu giliran orang bijak kedua yang mengajukan pertanyaannya kepada Nazreddin "Nazreddin, kasih tahu saya ada berapa banyak bintang yang tertebar dilangit malam yang sangat indah ini ?" 

Maka Nazreddin menjawab dengan sangat santai, katanya "Jumlah bintang yang tertebar dilangit malam yang indah ini adalah sebanyak bulu yang ada dikeledai saya ini !"
"Lalu bagaimana anda membuktikan bahwa itu benar ?" tanya orang bijak kedua kepada Nazreddin. 
Jawab Nazreddin begini " Jikalau engkau tidak mempercayai kata saya, maka hitunglah sendiri dan nanti anda akan tahu bahwa saya telah berkata benar kepada anda !" 
Mendengar jawaban Nazreddin ini, maka orang bijak kedua ini menjadi marah.  Katanya "Ini adalah jawaban yang bodoh. Bagaimana mungkin seorang dapat menghitung jumlah bulu yang ada di badan seekor keledai "
Mendengar itu, Nazreddin menjawab dengan sangat sigap, katanya "Baiklah, kalau jawaban saya adalah jawaban yang tolol, maka pertanyaan anda adalah yang paling bodoh. Bagaimana mungkin seorang  manusia bisa menghitung jumah bintang yang tertebar dilangit jagad raya ini ?" 
Maka orang bijak kedua kehabisan akal dan tidak bisa membantah lagi. 
Maka sekarang majulah orang bijak yang ketiga, yang sudah mulai menjadi agak terganggu dengan cara cerdas Nazreddin yang menjawab pertanyaan dari dua orag temannya ini. 
Kata orang bijak yang ketiga seperti ini " Saudara, tampaknya engkau sangat mengenal keledai anda ya, saya percaya anda pasti tahu banyak hal tentang keledai anda ini !" 
Jawab Nazreddin dengan angkuh " Ya, saya memang kenal baik keledai saya ini ! Lalu kenapa ... ? "
"Kalau begitu saudara, tolong beri saya tahu, ada berapa lembar bulu dibuntut keledai anda ini ?" Tanya orang bijak yang ketiga dengan angkuh, karen pikirnya, kali ini Nazreddin tetu tidak bisa berkelit lagi ! 
Maka tampak Nazreddin terdiam dan agak ragu ragu sejenak, sambil berpikir keras lalu Nazreddin berkata dengan penuh keyakinan "Saya tahu jumlahnya dengan tepat ! Jumlah bulu yang ada dibuntut keledai saya ini adalah tepat sama dengan jumlah helai janggut anda sendiri !" 
Maka dengan segera orang bijak ketiga menjawab " Hahaaa, anda tentu harus bisa membuktikannya kali ini !" 
" Itu adalah hal yang sangat mudah sekali !. Setiap anda mencabut satu helai bulu yang ada dibuntut keledai saya ini, maka saya akan mencabut satu helai janggut anda juga. Nah, bila pada akhirnya jika jumlah helai bulu buntut keledai saya adalah sama dengan jumlah helai janggut anda, maka anda akan tahu dan yakin, bahwa jawaban yang saya katakan pada anda itu adalah benar !" Jawab Nazreddin dengan tenangnya, sambil melanjutkan begini "Akan kita mulai membuktikan kebenaran ini, tuan ? "

Tentu saja, orang bijak ketiga itu tidak mungkin mau menerima cara menghitung jumlah bulu buntut keledai dengan mencabuti lembar bulu janggutnya sendiri !

Maka akhirnya, ketiga orang bijak ini pergi meninggalkan Nazreddin dan kota itu tanpa berhasil mempermalukan orang lain. Sedangkan penduduk kota yang berkerumun dan menyaksikan Nazreddin dengan sangat cerdas dan bijak telah mengalahkan kesombongan ketiga orang bijak asing ini berseru seru dengan gembira, mereka semua sependapat bahwa Nazreddin lah sesungguhnya orang yang bijak! 
            

Pesan Moral: 
  1. Sering kali orang sederhana dan jujur itu adalah orang yang bijak 
  2. Kebijakan itu didapat karena penilaian masyarakat bukan karena berhasil memojokkan orang lain
  3. Orang bijak bukan hanya cerdik pandai tapi juga rendah hati dan selalu belajar dari setiap situasi dan kondisi yang dihadapinya 



Kamis, 11 Oktober 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Menulis Surat Cinta

Kisah Jenaka Nazreddin - Menulis Surat Cinta


Ali adalah tetangga Nazreddin di kampung. Ketika masih kecil, Ali ada pemalas dan tidak mau belajar membaca juga menulis, ketika sudah dewasa, maka Ali menjadi seorang yang buta aksara. 

Suatu malam Ali ingin mengirim surat untuk isterinya yang tinggal ditempat yang jauh dari kampung mereka. Berita yang ingin disampaikan Ali itu sangat penting, sehingga Ali harus menulisnya malam itu juga, agar supaya bisa  dikirimkan pagi pagi ke-esokan harinya. 

Lalu Ali berangkat ke-rumah Nazreddin untuk minta tolong. 

Sudah hampir tengah malam ketika Ali tiba didepan rumah Nazreddin, sobatnya, lalu Ali mulai mengetuk pintu rumah Nazreddin. Saat itu Nazreddin sudah berbaring di-tempat tidur  bersiap-siap untuk tidur, namun pada akhirnya, Nazreddin terpaksa bangun juga dan membukakan pintu rumahnya bagi tamu yang datang tidak pada waktunya. 

" Ini sudah di-tengah malam, ada masalah apa kiranya ?" tanya Nazreddin dengan dongkol. 

" Saya benar-benar  memerlukan bantuan kamu, Nazreddin " jawab Ali 

Tanya Nazreddin kepada Ali " Kamu mau meminjam uang lagi dari saya ? Saat ini saya juga sedang tidak mempunyai uang, sobat !"   

" Bukan begitu Nazreddin, saya minta bantuan kamu untuk menuliskan surat untuk saya. Surat ini akan saya kirimkan kepada isteri saya. Ada sesuatu berita yang penting, yang harus saya sampaikan kepadanya dengan segera. Tolonglah kamu membantu saya menulis surat ini Nazreddin, sobatku" jawab Ali dengan memelas 

Pada awalnya Nazreddin menolak untuk membantu Ali menulis surat itu. 
Tetapi karena keteguhan Ali yang tetap memaksa Nazreddin menulis surat untuknya, akhirnya Nazreddin terpaksa menuruti permintaan Ali temannya ini. 

Tetap sebelumn mulai menulis surat itu, Nazreddin bertanya kepada Ali " Berapa jauh tempat tingggal isterimu saat ini ?" 

" Apakah ini ada hubungan dengan surat ini ? Bukankah jaraknya dekat atau jauh, surat  ini pasti akan sampai ke tujuannya juga bukan ?" jawab Ali dengan terheran -heran

" Oh ini berbeda Ali sobatku, Tulisan tangan saya ini sangat aneh untuk orang lain. Hanya saya dan isteri saya yang bisa membaca dan mengerti apa yang saya tulis. Maka itu, setelah surat ini selesai saya tulis, saya masih harus ke tempat tinggal isterimu untuk membacakan isi surat ini kepadanya . Jadi engkau harus juga memberi saya ongkos perjalanan menuju tempat tinggal isterimu itu" menjelaskan Nazreddin dengan kalemnya. 

Mendenar penjelasan Nazreddin, Ali tampak sangat kecewa dan juga marah. 
Akhirnya Ali terpaksa meninggalkan rumah Nazreddin tanpa berkata sepatah katapun. 

Nazreddin tersenyum-senyum melihat tingkah laku Ali ditengah malam itu...




Pesan Moral :

1. Bantulah orang yang membutuhkan pertolongan kita dengan tulus dan sukacita

2.  Membantu orang lain sama juga dengan membantu diri kita sendiri



Selasa, 18 September 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Tetap Kering di Saat Hujan Turun

Kisah Jenaka Nazreddin - Tetap Kering di Saat Hujan Turun

Suatu hari Nazreddin diajak temannya untuk berburu didalam hutan disekitar kampung mereka. 
Temannya mempunyai dua ekor kuda, kuda yag satu besar, kuat dan bisa lari dengan sangat cepat, dan kuda yang satu lagi adalah kecil dan lamban. 
Sedangkan Nazreddin tidak mempunyai se-ekor kudapun. 
Maka temannya itu meminjamkan Nazreddin kuda yang kecil dan lamban itu untuk pergi berburu bersama. 

Kuda itu benar-benar seekor kuda yang lamban. Ketika mereka berangkat menuju hutan berburu, temannya telah berjalan lebih cepat daripada Nazreddin sehingga ia tertinggal dibelakang. Demikian juga terjadi hal yang sama sewaktu mereka berangkat pulang kerumah setelah berburu. 

Pada waktu berjalan pulang, mereka berjalan dengan santai, tiba-tiba tampaklah awan tebal menggelantung dilangit, itu tandanya tidak lama lagi akan datang hujan yang lebat, sehingga temannya memacu kudanya dan pergi tergesa-gesa dan Nazreddin tertinggal lagi dibelakang. 

Menyadari bahwa kudanya tidak mungkin lari cepat, maka Nazreddin pergi berteduh dibawah pohon yang rindang. Ketika hari mulai hujan, maka Nazreddin melepaskan bajunya dan melipat dan membungkusnya  dengan hati-hati. 
Setelah hujan berhenti, maka Nazzreddin memakai lagi bajunya dan menunggang kuda kembali ke rumah temannya untuk makan siang bersama.
Maka temannya itu heran, mengapa Nazreddin yang menunggang seekor kuda yang lamban, namun bajunya tetap kering, sedangkan ia yang menunggang kuda yang bisa lari dengan cepat bajunya tetap saja basah sewaktu hujan turun tadi. 

Maka temannya itu bertanya " Bagaimana caranya engkau tetap kering sedangkan saya menjadi basah kuyup, meskipun kuda saya bisa lari jauh lebih cepat daripada kuda tunggangan anda ?" 
" Oh, itu karena kuda yang kamu pinjamkan kepada saya " jawab Nazreddin dengan kalemnya. 

Hari berikutnya temannya mengajak Nazreddin pergi berburu ke hutan lagi. 
Kali ini ia meminjamkan Nazreddin kudanya yang besar dan bisa lari dengan cepat yang dia tunggang kemarin hari. Sedangkan ia sendiri menunggang kuda yang kecil dan lamban tersebut. 

Ketika berjalan pulang ke rumah, mereka melihat awan tebal sudah menggelantung di langit, tanda hujan besar akan segera turun lagi.
Maka Nazreddin melarikan kudanya secepat-cepatnya sehingga temanya tertinggal dibelakang. 
Ketika hari mulai hujan, maka Nazreddin sudah tiba dirumah temannya itu. 

Ketika hujan berhenti, maka tibalah temannya dengan menunggang kuda yang kecil dan lamban itu. Bajunya basah kuyup, bahkan lebih basah lagi daripada hari kemarin, sementara baju Nazreddin tetap saja kering. 

"Itu gara-gara kamu !" kata kata temannya dengan kesal, "Karena kamu biarkan saya menunggang kuda yang lamban ini sehingga saya menjadi basah kuyup seperti ini. Dan karena kamu menunggang kuda yang bisa lari cepat, maka baju kamu tetap saja kering " 

"Mungkin saja kamu benar, temanku." jawab Nazreddin,  " Kemarin kamu menunggang kuda yang bisa lari cepat dan kamu tetap basah, sedangkan saya menunggang kuda yang lamban ini, dan baju saya tetap saja kering. Demikian juga hari ini, saya menunggang kuda yang bisa lari cepat ini, baju saya juga tetap kering" 

Lanjut Nazreddin " Suatu hal yang sangat penting, adalah kamu tidak berusaha melakukan apapun agar baju kamu tetap kering, namun hanya menggantungkan nasib kamu kepada binatang yang bodoh ini!" kata Nazreddin kepada temannya itu....  



Pesan Moral :

1. Jangan pernah menggantungkan hari depan kepada nasib
2. Nasib itu dibuat dan ditentukan oleh diri sendiri
3. Nasib akan berubah kalau kita bertekad mengubahnya



   

Senin, 10 September 2012

Kisah Jenaka Nazreddin - Semua Itu Untuk Kebaikan Manusia Jua !

Kisah Jenaka Nazreddin - Semua Itu Untuk Kebaikan Manusia Jua !


Nazreddin dan isterinya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka dari pasar. Mereka masing-masing menunggang seekor keledai. Sepanjang perjalanan dengan keledai yang berjalan lamban, mereka terlibat dalam diskusi kecil. 

Nazreddin berkata "Tahu tidak isteriku, bahwa dari waktu ke waktu, saya sangat kagum dengan semua ciptaan Nya yang ada di alam raya ini. Semua benda yang ada didunia ini diciptakan oleh Nya, hanyalah untuk kebaikan manusia saja "
"Bisa beri saya bukti atas ucapan-mu ini, suamiku ? " minta isteri Nazreddin.

"Cobalah kamu perhatikan keledai yang sedang kita tunggangi ini, ia diciptakan tanpa sayap. Ia diciptakan hanya untuk kebaikan manusia saja" jawab Nazreddin.

" Bagaimana mungkin engkau mengatakan bahwa keledai yang lamban ini diciptakan hanya untuk kebaikan manusia saja ? Jika saja keledai ini diciptakan dengan sepasang sayap, maka kita pasti sudah tiba dirumah dari tadi !" bantah isterinya dengan bersemangat.

" Cobalah lihat hal ini dari sisi yang lain, isteriku. Coba saja kamu bayangkan, seandainya keledai ini diciptakan bersayap, maka mereka akan bertengger diatas atap rumah kita, dan ketika mereka mengepakkan sayapnya, maka rusaklah semua atap rumah kita " jawab Nazreddin tidak mau kalah dengan isterinya.

Maka isterinya terdiam, karena merasa bahwa ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh suaminya.

Sambil melanjutkan perjalanan, mereka mulai merasa kepanasan dan timbul rasa dahaga. 
Lalu mereka beristirahat dibawah pohon cheri yang rindang.

Tidak jauh dari tempat mereka berteduh, Nazreddin melihat hamparan ladang yang penuh dengan buah semangka yang telah matang. Ia ingin memetik beberapa buah semangka untuk memenuhi rasa haus ia dan isterinya.

Tiba tiba saja Nazreddin teringat diskusinya dengan isterinya tentang semua benda citpaan Tuhan di alam raya.

Nazreddin merasa heran, bagaimana mungkin pohon yang tinggi dan rindang seperti pohon cheri ini berbuah cheri yang kecil, sedangkan tanaman yang tampaknya rapuh dan hanya merambat ditanah bisa berbuah sebesar semangka ini.

Tetapi Nazreddin tidak memberitahu isterinya tentang apa yang sedang ia pikirkan saat itu.

Ketika Nazreddin masih penasaran memikirkan pertanyaan itu, tiba-tiba jatuhlah sebuah cheri menimpa hidungnya. Nazreddin terkejut dan merasa sakit meskipun buah cheri yang jatuh menimpa hidungnya itu kecil saja.

             
" Saya tahu jawabnya ! " teriak Nazreddin tiba-tiba, mengejutkan isterinya yang sedang terkantuk-kantuk dibawah rindangnya pohon cheri, lalu lanjut Nazreddin bersemangat " Ini alasannya kenapa pohon cheri yang besar dan rindang hanya berbuah kecil. Bayangkan bila buahnya sebesar semangka, maka tadi batang leher saya akan patah olehnya. Benar, bahwa semua yang ada di alam raya ini diciptakan Nya hanya untuk kebaikan manusia saja !" kata Nazreddin dengan takjubnya .....

 

 

Pesan Moral : 

 

1. Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan tujuan Nya yang tidak perlu kita coba mengerti

2. Kehendak Nya bukan kehendak kita, rencana Nya juga bukan rencana kita

3. Selalu ber syukur dan berterima kasih atas semua pengalaman kita; pengalaman baik juga pengalaman yang buruk 

Kamis, 30 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Tamu Saat Malam

Kisah Jenaka Nazreddin-Tamu Saat Malam

Suatu hari, datanglah seorang yang penampilannya sangat saleh ke kota Akshehir, kota tempat tinggal Mullah Nazreddin yang lucu jenaka namun bijaksana. 

Orang saleh tersebut berusaha mencari rumah Mullah Nazreddin. Setelah mendapatkan keterangan dari penduduk kota, akhirnya ia berhasil menemukan rumah Nazreddin saat hari telah malam, dan sedang mengetok pintu rumah Nazreddin. 

"Siapakah itu ?" tanya Nazreddin, ia tidak membukakan pintu namun hanya melihat dari jendela saja.
"Siapa itu yang mengetok pintu rumah ku " tanya Nazreddin sekali lagi. 
"Ini aku" jawab sang tamu saleh itu
"Iya saya tahu, tapi siapakah nama tuan ?" tanya Nazreddin karena ingin mengetahui siapa tamunya yang datang saat hari telah malam begini. 
Tapi tamu saleh itu tidak juga menyebutkan namanya, hanya menjawab "Saya adalah tamu anda, Mullah Nazzreddin"

Nazreddin mulai menjadi dongkol dengan tingkah laku tamu bandel ini, namun ia tetap menjawab " Mohon tunggu sebentar"
Nazreddin mengenakan jubah dan sepatunya lalu keluar dari rumahnya menemui tamu tersebut.
Ia bertanya sekali lagi kepada tamunya itu "Siapakah gerangan anda ini ? Mengapa anda membangunkan saya dari tidur nyenyak saya ditengah malam ini ?"
"Saya adalah menantu Allah" jawab tamu saleh itu dengan senyuman bangga menghias bibirnya. 
Nazreddin dibuat terkejut dengan jawaban tamunya ini, kemudian Nazreddin bertanya "Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk tuan dimalam begini ?"
"Saya ingin bermalam disini" jawab tamu saleh itu. 
"Mari ikuti saya, tuan" kata Nazreddin kepada orang tersebut.

Nazreddin berjalan meninggalkan rumahnya, dan sambil terheran-heran, tamu saleh itu mengikuti Nazreddin dari belakang.
Ketika mereka tiba di mesjid kampung, Nazreddin berkata kepada tamu saleh itu "Saudaraku, silahkan masuk. Inilah rumah mertua anda" 


Pesan Moral :

1. Jangan suka memanfaatkan situasi dan kondisi untuk keuntungan pribadi 
2. Jangan suka memakai pengaruh orang lain untuk mengangkat derajat diri sendiri
3. Tanpa bersusah payah, orang lain akan menerima kita sebagaimana adanya kita

Rabu, 22 Agustus 2012

Kisah Jenaka Nazreddin-Kantong Baju Yang Haus

Kisah Jenaka Nazreddin - Kantong Baju Yang Haus

Pada suatu sore, Nazreddin diundang untuk menghadiri pesta perkawainan di kampung tetangganya. Suatu pesta perkawinan yang besar dan meriah, hampir semua penduduk kampung telah diundang untuk ikut menghadiri pesta perkawaina tersebut. 
Para tetamu lelaki dipersilahkan duduk dan berkumpul di ruangan pesta sebelah kanan, sedangkan para tetamu wanita dipersilahkan berkumul dan duduk di ruangan pesta sebelah kiri.

Ketika Nazreddin tiba ditempat pesta dan dipersilahakan menuju ruangan pesta khusus untuk tetamu lelaki, disana telah berkumpul banyak tamu yang lain yang telah tiba terlebih dahulu.

Sesaat kemudian maka acara pesta dimulai. Semua tamu mulai bersantap dengan gembira. Salah seorang tamu mengambil makanan dan makan sebanyak mungkin. Bahkan setekah itu, dia juga mencoba mengambil makanan sebanyak mungkin yang ia simpan dalam kantong bajunya untuk dibawa pulang setelah pesta selesai. 

Nazreddin sejak awal telah menaruh perhatian kepada tamu yang rakus ini. Ketika tamu rakus ini bergerak mendekati meja tempat duduk Nazreddin, maka Nazreddin mengambil sebuah teko dan diam-diam Nazreddin menghampiri tamu rakus tersebut, kemudin secara diam-diam pula, Nazreddin menuangkan seluruh isi teko kedalam kantong baju tamu rakus yang telah penuh berisi makanan. 
Maka tertawalah seluruh tamu menyaksikan kerakusan orang tersebut dan tingkah laku Nazreddin. 

Dan saat itu juga, sang tamu rakus tersebut menyadari bahwa Nazreddn telah mempermainkan dirinya didepan tetamu yang lain. 
Maka tamu rakus tersebut berteriak dengan marahnya kepada Nazreddin, " Hei ! Apa yang telah anda perbuat ?  Mengapa anda menuangkan seluruh isi teko ini kedalam kantong baju saya ?"

"Maaf saudara, saya tidak bermaksud mempermainkan anda " jawab Nazreddin dengan kalemnya sambil meletakkan kembali teko diatas meja pesta.

" Hei, memang anda telah memperolok-olok saya, dan sekarang semua tetamu itu menertawakan saya" teriak tamu rakus itu dengan suara yang sangat keras.

"Tidak, saya tidak bermaksud mengolok-olok anda, saya hanya melihat begitu banyak makanan yang telah dimakan kantong baju anda, dan saya yakin kantong baju anda pasti sedang merasakan rasa haus yang amat sangat. Oleh karena itu, saya hanya membantu anda untuk memberinya minum yang secukupnya untuk menghilangkan rasa hausnya itu saja " jawab Nazreddin dengan senyum lebar yang tulus.


Pesan Moral : 

 

1. Tingkah laku serakah adalah tingkah laku orang pandir
2.  Jangan serakah dan mengabaikan hak orang lain
3. Hidup dari kecukupan Illahi, sisanya akan dicukupkan oleh Nya